HARIANSULSEL.COM – Jalan yang sempit menuju Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang, Kab. Jepara, Jawa Tengah dipadati lautan manusia, mulai dari gerbang pertama sampai kedalaman pondok pesantren yang berjarak sekitar dua kilometer, begitu antusias kehadiran masyarakat sekitar menyaksikan pembukaan Musabaqoh Qiraatul Kutub (MQK) Tingkat Nasional ke IV, yang dibuka langsung Menteri Agama RI H. Lukman Hakim Saifuddin, Jumat (01/12/2017).
Seremonial pembukaan dipusatkan di lapangan utama Pondok Pesantren Raudhatul Mubtadiin Balekambang. Tampak hadir, Wakil Ketua Komisi VIII Nur Ahmad, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta jajarannya, Pengasuh Pondok Pesantren Balekambang KH Muhammad Makmun Abdullah, Kakanwil Kemenag Provinsi se Indonesia, para Bupati dan Walikota di Jawa Tengah, Dewan Hakim, santri peserta MQK dari 33 propinsi, serta ribuan santri dan masyarakat sekitar Balekambang Kab. Jepara.
Mengawali sambutannya, Menag Lukman Hakim Saefuddin menyampaikan salam hangat dari Presiden Joko Widodo. Menag juga menyampaikan permohonan maaf Presiden karena tidak bisa hadir silaturrahim dan menyapa para santri.
Dalam kesempatan tersebut Menag menegaskan bahwa pesantren merupakan miniatur Indonesia. “Pondok pesantren merupakan miniatur Indonesia. Pesantren telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah perjalanan bangsa kita. Bisa jadi, tanpa pesantren belum tentu negara Kesatuan Republik Indonesia ini ada. Oleh karenanya, kita telah sama-sama menetapkan adanya Hari Santri sebagai upaya untuk memperkuat pondok pesantren”.
Lebih lanjut, “Hari ini, kita semua yang hadir ditempat ini sama-sama merasakan betapa khasanah keilmuan pondok pesantren itu luar biasa, literatur kitab kuning yang biasa dikaji dilingkungan pondok pesantrem akan dijadikan dalam musabaqah ini. Para santri akan diuji dalam kemampuan membaca tulisan teks arab yang tanpa harakat (yang biasa disebut tulisan gundul). Para santri berlomba memahami dan mengartikulasikan teks itu dihadapan dewan hakim dan semua yamg menyaksiakan”.
Menag juga minta agar aturan yang membatasi keberpihakan Pemda terhadap pesantren dan Madrasah Diniyah bisa segera dibenahi. Demikian juga pemerintah pusat akan melakukan harmonisasi lintas Kementerian dan Lembaga guna membangun sinergi dalam meningkatkan kualitas pendidikan Agama dan Pesantren.
Menag menyampaikan selamat kepada para santri yang akan mengikuti musabaqah. Menurutnya, MQK adalah ajang olimpiade-nya pondok pesantren.
Selain itu Menag juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Jepara yang telah memberikan dukungan bagi kelancaran MQK ini. Apresiasi juga disampaikan kepada pengasuh pesantren KH Muhammad Makmun Abdullah.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Prof. Dr. Kamaruddin Amin dalam sambutannya mengatakan ajang MQK ini akan dilaksanakan dua tahun sekali, tidak seperti sebelumnya tiga tahun sekali.
Kafilah Sulawesi Selatan yang dipimpin Kepala Bidang Pontren Kanwil Kemenag Sulsel H. Fathurrahman sebanyak 74, terdiri dari santri sebagai peserta, ustad pesantren, dan beberapa kepala bidang, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten, Kepala Seksi, Panitia Pendamping dan peserta MQK yang akan mewakili Sulsel.
Laporan: Muh. Tonang (Kasi Pendidikan Diniyah Formal dan Kesetaraan Kanwil Kemenag Sulsel) dari Jepara, Provinsi Jawa Tengah