HARIANSULSEL.COM, Makassar – Dalam ilmu biologi, DNA atau Deoxyribose Nucleic Acid, merupakan molekul yang erat kaitannya dengan penurunan sifat genetik yang diwariskan.
Dalam sepakbola, genetik dalam sebuah klub yang selalu dibanggakan adalah berupa sejarah dan tradisi yang dibangun dengan cara tertentu, Misalnya selalu berada pada posisi tiga teratas liga domestik dan selalu tampil sebagai finalis pada turnamen lainnya.
Dua tim pengoleksi gelar UEFA Champions League terbanyak, Real Madrid (14 trofi) dan AC Milan (7 trofi), lolos ke babak semifinal. Pembicaraan tentang adanya “DNA Eropa” dalam dua klub tersebut mencuat.
Bagi penulis, klaim “DNA Eropa” AC Milan dan Real Madrid perlu diuji, Media atau “laboratorium” ujinya adalah laga semifinal UEFA Champions League, kenapa? karena Final UCL merupakan kasta tertinggi pertandingan sepakbola benua biru, oleh sebab itu laga semifinal adalah laga penentu untuk bermain di laga pamungkas, jika keduanya mampu melewati tes ” DNA Eropa” pada semifinal UCL dengan hasil positif barulah pantas dijuluki “DNA Eropa”.
Hasil tes “DNA Eropa” UCL musim 2022/2023 telah kita ketahui bersama, Real Madrid kalah mamalukan dari Manchester City dengan agregat 5-1, sementara AC Milan kalah mengharukan ditangan musuh sekota FC Internazionale dengan agregat 3-0. Bagi penulis, dengan hasil ini keduanya tidak lagi layak menyandang julukan “DNA Eropa” karena hasil tesnya negatif.
Milanisti dan Madrisdista saat ini silahkan menganggap kedua tim kebanggaan mereka sebagai tim yang memiliki “DNA Eropa”, namun hanya sebagai hiburan pelipur lara, nyanyian penghantar tidur agar tidak larut dalam kesedihan.