HARIANSULSEL.COM, Makassar – Pesantren telah menjadi salah satu pilar penting dalam sistem pendidikan Islam di Indonesia sejak berabad-abad lalu (Dhofier, 2011). Sebagai lembaga pendidikan berbasis agama yang khas, pesantren memainkan peran strategis dalam melahirkan generasi yang tidak hanya memiliki wawasan keagamaan yang mendalam, tetapi juga mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (UU Pesantren, 2019).
Di tengah tantangan era modern, pesantren tetap relevan dengan terus beradaptasi dan berinovasi (Andy, 2022). Masa depan pendidikan Islam di Indonesia sangat bergantung pada kemampuan pesantren untuk menjawab perubahan zaman, termasuk transformasi teknologi, tantangan globalisasi, dan kebutuhan generasi muda akan pendidikan yang holistik.
Pesantren: Fondasi Pendidikan Islam yang Kuat
Pesantren dikenal dengan sistem pendidikan berbasis santri, yang mengedepankan nilai-nilai keislaman seperti akhlak mulia, kemandirian, dan kedisiplinan. Selain mendalami ilmu agama, pesantren juga mengajarkan keterampilan hidup yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Peran pesantren sebagai penjaga moral bangsa membuatnya menjadi salah satu institusi pendidikan yang paling dihormati di Indonesia.
Namun, dalam konteks modern, tantangan yang dihadapi pesantren semakin kompleks. Sistem pendidikan formal yang kaku, persaingan global, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif di pasar kerja memaksa pesantren untuk melakukan pembaruan tanpa kehilangan jati dirinya.
Transformasi Pesantren di Era Digital
Masa depan pendidikan Islam di Indonesia akan ditentukan oleh kemampuan pesantren untuk mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Saat ini, banyak pesantren yang mulai menerapkan teknologi digital, seperti kelas daring, aplikasi pendidikan, hingga pengelolaan administrasi berbasis teknologi. Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperluas jangkauan pendidikan pesantren kepada masyarakat yang lebih luas.
Selain itu, kurikulum pesantren perlu disesuaikan dengan kebutuhan zaman, seperti memasukkan pelajaran kewirausahaan, teknologi informasi, dan literasi keuangan. Dengan demikian, lulusan pesantren tidak hanya menjadi ahli agama, tetapi juga menjadi pemimpin yang mampu bersaing di berbagai sektor.
Pesantren dan Arkanul Ma’had
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang berfungsi sebagai tempat para santri mendalami ilmu agama (tafaqquh fiddin) di bawah bimbingan seorang kiai atau ustaz. Pesantren memiliki ciri khas seperti keberadaan masjid, asrama (pondok), kitab kuning, dan interaksi intensif antara kiai dan santri. Pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membentuk karakter santri melalui pembiasaan akhlak mulia.
Urgensi Arkanul Ma’had (pilar-pilar pesantren) sangat penting untuk menjaga eksistensi dan keberlanjutan pesantren. Pilar-pilar tersebut mencakup (1) Kiai sebagai pemimpin spiritual dan pengajar utama; (2) Santri sebagai subjek dan objek pendidikan dan pembelajar; (3) Masjid sebagai pusat ibadah dan kegiatan keagamaan; (4) Kitab Kuning sebagai kurikulum pembelajaran utama; (5) Pondok sebagai tempat tinggal dan pembentukan karakter santri.
Keberadaan arkanul ma’had memastikan pesantren dapat menjalankan fungsi pendidikannya secara holistik, baik dalam aspek akademik maupun pembinaan moral dan spiritual.
Pendidikan Islam yang Inklusif dan Kolaboratif
Pesantren di masa depan harus mampu menjadi pusat pendidikan yang inklusif dan kolaboratif. Inklusivitas berarti pesantren terbuka terhadap keberagaman pemikiran dan menjembatani dialog antaragama serta budaya. Kolaborasi dengan lembaga pendidikan lain, baik dalam maupun luar negeri, juga perlu ditingkatkan untuk memperluas wawasan santri.
Pesantren dapat menjalin kerja sama dengan universitas, lembaga riset, dan organisasi internasional untuk mengembangkan kurikulum yang progresif. Dengan pendekatan ini, pesantren akan melahirkan generasi yang tidak hanya berakar kuat pada tradisi Islam, tetapi juga memiliki visi global.
Pesantren adalah aset berharga dalam pembangunan masa depan pendidikan Islam di Indonesia. Dengan tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya, pesantren harus terus berinovasi agar relevan dengan perkembangan zaman. Transformasi digital, pembaruan kurikulum, dan pendekatan inklusif menjadi kunci keberhasilan pesantren dalam menghadapi tantangan masa depan.
Masa depan pendidikan Islam di Indonesia sangat cerah jika pesantren dapat menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, akhlak, dan peradaban yang harmonis. Dengan dukungan semua pihak, pesantren akan terus menjadi mercusuar pendidikan Islam, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia.
Penulis: Andy – Dosen IAIN Ternate, Awardee BIB-LPDP Program Doktor UIN Alauddin Makassar