HARIANSULSEL.COM, Makassar – KH Wahab Chasbullah adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam di Indonesia. Sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan seorang ulama yang aktif dalam pendidikan, beliau memiliki pemikiran yang mendalam mengenai pentingnya pendidikan sebagai sarana membangun umat yang berakhlak, cerdas, dan mandiri. Pemikiran beliau mengintegrasikan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemandirian dalam sistem pendidikan Islam.
Dalam pandangan KH Wahab Chasbullah, pendidikan harus berlandaskan nilai-nilai Islam yang universal. Beliau percaya bahwa pendidikan adalah sarana utama untuk menanamkan akhlak mulia dan membangun karakter umat yang baik. Oleh karena itu, pendidikan harus berfokus pada pengajaran nilai-nilai keislaman, seperti kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab, dan rasa hormat kepada sesama.
KH Wahab Chasbullah juga menekankan pentingnya pendidikan yang relevan dengan konteks sosial dan budaya Indonesia. Dalam pandangannya, pendidikan tidak boleh terlepas dari realitas masyarakat di mana pendidikan itu berlangsung. Oleh karena itu, beliau mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan semangat keindonesiaan dalam sistem pendidikan yang beliau gagas.
Sebagai seorang ulama yang aktif di masa perjuangan kemerdekaan, KH Wahab Chasbullah juga menjadikan pendidikan sebagai alat untuk menanamkan semangat kebangsaan. Beliau percaya bahwa mencintai tanah air adalah bagian dari iman, sebagaimana diajarkan dalam Islam. Pendidikan harus mampu mencetak generasi yang cinta pada bangsa dan rela berjuang untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
KH Wahab Chasbullah dikenal sebagai sosok yang memiliki visi modern dalam pendidikan. Beliau tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mendorong pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan umum. Dalam pandangannya, ilmu agama memberikan landasan moral, sementara ilmu umum memberikan bekal bagi umat untuk menghadapi tantangan kehidupan modern.
Beliau juga menekankan pentingnya pendidikan yang mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain. Gagasan ini terlihat dari pendirian Nahdlatul Wathan, sebuah organisasi pendidikan dan ekonomi yang bertujuan untuk memberdayakan umat Islam. Melalui Nahdlatul Wathan, KH Wahab Chasbullah mengajarkan pentingnya kemandirian ekonomi sebagai bagian dari pendidikan umat.
Sebagai pendiri Nahdlatul Ulama, KH Wahab Chasbullah juga memberikan perhatian besar pada pengembangan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional. Beliau percaya bahwa pesantren adalah lembaga yang ideal untuk mencetak generasi muslim yang berilmu dan berakhlak. Oleh karena itu, beliau mendorong penguatan sistem pendidikan di pesantren agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
KH Wahab Chasbullah juga memperjuangkan pentingnya pendidikan yang inklusif. Beliau membuka akses pendidikan bagi semua kalangan, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi. Dalam pandangannya, setiap individu memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak, sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Beliau juga menekankan pentingnya metode pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam pandangannya, pendidikan tidak hanya berfokus pada transfer ilmu, tetapi juga pada pembentukan keterampilan dan kreativitas. Oleh karena itu, beliau mendorong penggunaan metode pengajaran yang interaktif dan aplikatif dalam proses pembelajaran.
KH Wahab Chasbullah percaya bahwa pendidikan harus mampu melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepedulian sosial. Beliau mendorong para santri untuk aktif berkontribusi dalam kehidupan masyarakat, baik melalui dakwah, kegiatan sosial, maupun pemberdayaan ekonomi.
Dalam proses pendidikan, KH Wahab Chasbullah sangat menekankan pentingnya peran guru sebagai teladan. Beliau percaya bahwa seorang guru tidak hanya bertugas mentransfer ilmu, tetapi juga harus menjadi contoh dalam hal akhlak dan perilaku. Keteladanan guru adalah salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan.
KH Wahab Chasbullah juga memberikan perhatian besar pada pendidikan perempuan. Beliau percaya bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik generasi penerus. Oleh karena itu, beliau mendorong perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang setara, baik dalam bidang agama maupun ilmu pengetahuan umum.
Sebagai seorang pemimpin, KH Wahab Chasbullah juga memperjuangkan sinergi antara pendidikan formal dan nonformal. Beliau percaya bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah atau pesantren, tetapi juga melalui kegiatan dakwah, organisasi masyarakat, dan interaksi sosial. Sinergi ini bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang menyentuh semua lapisan masyarakat.
Selain itu, KH Wahab Chasbullah juga menekankan pentingnya pendidikan yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi. Beliau percaya bahwa pendidikan harus mampu membekali umat dengan keterampilan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, beliau mendorong pengembangan program-program keterampilan di lembaga-lembaga pendidikan Islam.
Pemikiran pendidikan KH Wahab Chasbullah tetap relevan hingga saat ini. Dalam era modern yang penuh dengan tantangan globalisasi dan krisis moral, pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemandirian menjadi sangat penting. Beliau memberikan inspirasi tentang bagaimana menciptakan pendidikan yang mampu menjawab kebutuhan umat dan bangsa.
Pemikiran pendidikan KH Wahab Chasbullah menekankan integrasi antara nilai-nilai keislaman, semangat kebangsaan, dan kemandirian. Beliau percaya bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mencetak individu yang cerdas, tetapi juga berakhlak, mandiri, dan cinta pada tanah air. Melalui gagasan-gagasannya, KH Wahab Chasbullah telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Pemikiran beliau menjadi inspirasi yang relevan untuk membangun sistem pendidikan yang holistik, inklusif, dan berorientasi pada kemajuan umat.
Penulis: Zaenuddin Endy – Koordinator Instruktur Wilayah PKPNU Sulawesi Selatan