HARIANSULSEL.COM, Makassar – Politeknik Bosowa (Poltekbos) turut ambil bagian dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Perhimpunan Politeknik Swasta (PELITA) Indonesia Tahun 2025, yang digelar di Politeknik Internasional Bali (PIB) College, Tabanan, Bali.
Kegiatan nasional ini menjadi momentum penting bagi seluruh politeknik swasta untuk memperkuat peran pendidikan vokasi dan memperjuangkan kesetaraan antara pendidikan akademik dan vokasi di Indonesia.
Rakernas IV PELITA mengusung tema besar “Polytechnics Digital Transformation & Internationalization: Embedding Sustainability and Future-Readiness 5.0”, diikuti oleh 50 perwakilan politeknik swasta dari berbagai wilayah Indonesia.
Kegiatan ini lahir dari kesadaran terhadap kesenjangan pendidikan tinggi, di mana pendidikan akademik masih mendominasi 77 persen, sementara pendidikan vokasi baru mencapai 23 persen.
Dalam Rakernas tersebut, para peserta menyepakati langkah besar untuk mentransformasi Politeknik menjadi Universitas Terapan, guna mendorong keseimbangan antara pendidikan akademik dan vokasi.
Deklarasi Bali pun disepakati sebagai tonggak perubahan, berisi empat poin strategis yakni Mendesak kebijakan afirmatif pemerintah terhadap pendidikan vokasi, Mendorong kesetaraan pendanaan dan pengakuan gelar,Pembebasan pajak pendidikan vokasi, serta kampanye nasional untuk menggeser persepsi publik terhadap politeknik.
Direktur Politeknik Bosowa, Dr. Ir. Ahmad Yauri Yunus, S.T., M.T. yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menegaskan pentingnya Rakernas ini sebagai langkah nyata memperkuat posisi politeknik di sistem pendidikan nasional.
“Kami sangat mendukung langkah PELITA memperjuangkan kesetaraan pendidikan vokasi. Transformasi menjadi universitas terapan bukan sekadar perubahan nama, tapi perubahan paradigma besar dalam membangun SDM unggul yang siap kerja,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa perubahan ini akan membuka peluang kolaborasi internasional yang lebih luas.
“Di luar negeri, politeknik sering dianggap hanya ‘college’. Transformasi ini akan memberikan legitimasi yang lebih kuat, sehingga lulusan politeknik bisa dipandang setara secara global,” tambahnya.
Rakernas IV PELITA 2025 juga menghasilkan rencana strategis Seleksi Bersama Masuk Politeknik Swasta (SBMPS), yang akan dideklarasikan Januari 2026 dengan dukungan 50 politeknik peserta Rakernas.
Program SBMPS bertujuan membuka akses lebih luas bagi calon mahasiswa untuk belajar lintas politeknik swasta di seluruh Indonesia. Ini sejalan dengan semangat link and match dunia industri, serta mendukung pemerataan kesempatan pendidikan vokasi.
Ketua Umum PELITA, Akhwanul Akhmal, menyebut Rakernas ini sebagai tonggak penting perubahan.
“Kami mendorong pemerintah untuk memberi legitimasi kuat kepada politeknik melalui transformasi menjadi universitas terapan. Ini akan meningkatkan pengakuan masyarakat domestik dan internasional terhadap politeknik,” tegasnya.
Rakernas IV PELITA Indonesia tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga pijakan sejarah bagi arah baru pendidikan vokasi Indonesia. Melalui Deklarasi Nasional PELITA 2025, politeknik akan memperjuangkan kesetaraan dengan universitas akademik dan membangun ekosistem pendidikan yang adaptif terhadap dunia kerja.
“Kami bangga menjadi bagian dari gerakan besar ini. Politeknik harus berani berubah dan bertransformasi untuk menjawab tantangan masa depan,” tutup Ahmad Yauri.
Dengan partisipasi aktif Politeknik Bosowa dalam Rakernas IV PELITA 2025, kampus vokasi asal Makassar ini turut mempertegas perannya dalam perjuangan mengangkat martabat pendidikan vokasi Indonesia di tingkat nasional maupun global. (and/hs)