PMII STAI DDI Maros Bedah Buku Agama Untuk Kemanusiaan

HARIANSULSEL.COM, Maros – PMII Komisariat STAI DDI Maros bersinergi dengan DEMA STAI DDI Maros dan juga Gusdurian Maros untuk mengadakan Bedah buku Agama untuk Kemanusiaan Khazanah Moderasi beragama dan isu-isu kontemporer karya dari Muh. Fadlan L. Nasurung yang diterbitkan oleh Alauddin University press yang dibawakan langsung dari penulisnya sendiri.

Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kampus STAI DDI Maros, Kamis 02 Desember 2021 sore tadi yang dihadiri beberapa Mahasiswa dan anggota organisasi lainnya yang ikut bersinergi dalam kegiatan ini.

Disisi pemateri terlihat pula Dosen pengampuh yang mengapresiasi Bedah buku ini dan juga memberikan sambutan sebelum masuknya materi

Menurut Abd. Rahman S. Pd, M. Pd selaku Dosen pengampuh. Pancasila, Sinergi dari tiga organisasi ini yg memiliki tokoh-tokoh ideologis dari PMII dengan tokohnya Sahabat Mahbub Djunaidi, dari Gusdurian sudah jelas KH. Abdurrahman Wahid/Gusdur dan tentunya dari Dema STAI sendiri dengan tokoh Andregurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle. Sedangkan dengan sahabat kita penulis ini Lahir dari tiga integritas organisasi ini.

Bedah buku ini memiliki hubungan pancasila dari perspektif agama dan kemanusiaan, Buku ini hadir adalah sebuah fenomena luar biasa dan saya berfikir bahwa ini adalah produk yang cukup bagus karena ini tantangan kita sekarang ini yang mengesampingkan kemanusiaan, Ujarnya.

Rangkaian ini sebagai tanda pentingnya kemanusiaan, diantara beberapa kasus lalu yang melakukan tindakan anti kemanusiaan yang mengatasnamakan Tuhan dengan dalih jihad Agama, Habib Husein Ja’far mengatakan saya melihat Islam di Paris tapi tidak melihat Muslim dan saya melihat Muslim di Timur tengah tapi tidak melihat Islam mengutip dari bukunya Tuhan ada di Hatimu. sebagai kata pengantar moderator Muhammad Saleh.

Dalam pembahasan Bedah buku ini banyak berkisah dengan keberadaan nilai-nilai kemanusiaan yang dilupakan bahkan nila Islam sendiri yang menyempurnakan agama sebelumnya jarang terdengar, kita tidak mendengar bagaimana Islam itu yang sebenarnya sebagai Rahamatan lil Alamin.

Ia menjelaskan Islam itu adalah mereka yang memberikan makan, mereka yang memberi salam dalam artian membawa kedamaian sebagai mana arti salam itu sendiri, cobalah melihat diri kita ketika mendatangi orang apakah kedatangan kita itu membawa perdamaian, kenyamanan kepada orang lain begitupun sebaliknya kepergian kita akan dirindukan atau tidak.

Pada hakikatnya kita sering lupa dan hanya fokus pada terus mencari pengetahuan itu dari sekolah ataupun kampus tapi tidak sadar sampai manakah ilmu itu kita amalkan diluar tempat pendidikan itu dan ini berhubungan dengan Agama itu sendiri, bagaimana cara beragamanya kita seorang Muslim terlihat di dunia yang nyata pada aspek keseharian kita. Dan begitu banyak lagi penjelasan penulis buku itu yang menghantarkan pada nilai-nilai kemanusiaan.

Pada Bedah buku ini juga dibuka sesi diskusi tanya jawab dan para peserta begitu antusias mengikuti pembahasan ini hingga tak terasa suara Mesjid terdengar dan langit mulai gelap memberikan isyarat sebelum penutup. (and/hariansulsel)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *