HARIANSULSEL.COM, Makassar – KH Bisri Syansuri adalah salah satu tokoh besar Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki perhatian besar terhadap pendidikan. Sebagai seorang ulama yang progresif, beliau memberikan kontribusi penting dalam mengembangkan sistem pendidikan Islam di Indonesia. Salah satu pemikirannya yang paling relevan adalah inklusivitas dalam pendidikan, yang mengedepankan prinsip keterbukaan dan keadilan bagi semua individu tanpa diskriminasi.
Bagi KH Bisri Syansuri, pendidikan merupakan hak fundamental yang harus diakses oleh semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Beliau menekankan bahwa tidak ada perbedaan dalam Islam mengenai kewajiban menuntut ilmu bagi setiap individu. Hal ini tercermin dari pernyataannya yang sering mengacu pada hadis Nabi Muhammad SAW: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah.” Prinsip ini menjadi dasar bagi perjuangan KH Bisri Syansuri dalam menciptakan sistem pendidikan yang inklusif.
Salah satu langkah nyata KH Bisri Syansuri dalam mewujudkan inklusivitas pendidikan adalah mendorong pendidikan perempuan. Pada masa itu, pandangan tradisional sering kali membatasi perempuan dalam mengakses pendidikan formal. Namun, KH Bisri Syansuri berpendapat bahwa perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki untuk belajar dan mengembangkan diri. Bahkan, beliau meyakini bahwa perempuan yang berpendidikan dapat menjadi pilar penting dalam membangun keluarga dan masyarakat yang berkualitas.
Dalam konteks pesantren, KH Bisri Syansuri mengambil langkah progresif dengan membuka akses bagi perempuan untuk belajar di pesantren. Pesantren Mamba’ul Ma’arif di Denanyar, Jombang, yang beliau dirikan, menjadi salah satu pesantren pertama yang menyediakan pendidikan bagi perempuan. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam mendorong kesetaraan gender dalam pendidikan berbasis Islam di Indonesia.
KH Bisri Syansuri juga mengedepankan pentingnya pendidikan sebagai alat untuk menghapus diskriminasi sosial. Dalam pandangannya, pendidikan harus mampu meruntuhkan sekat-sekat yang memisahkan individu berdasarkan status sosial, gender, atau latar belakang ekonomi. Beliau percaya bahwa inklusivitas dalam pendidikan dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis.
Selain itu, beliau menekankan bahwa pendidikan inklusif harus didasarkan pada nilai-nilai keislaman yang universal, seperti keadilan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap perbedaan. Pendidikan yang inklusif, menurut KH Bisri Syansuri, tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan moral individu agar dapat hidup berdampingan dengan harmonis di tengah keberagaman.
Pemikiran KH Bisri Syansuri tentang inklusivitas dalam pendidikan juga mencakup pentingnya dialog antarumat beragama. Beliau percaya bahwa pendidikan harus menjadi sarana untuk membangun saling pengertian dan menghormati antarindividu dari berbagai latar belakang. Dalam hal ini, pendidikan inklusif berperan penting dalam mencegah konflik dan menciptakan perdamaian.
Sebagai seorang ulama yang berpandangan maju, KH Bisri Syansuri juga mendorong integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum dalam kurikulum pendidikan. Menurutnya, pendidikan Islam yang inklusif harus mencakup kedua aspek tersebut agar generasi muda tidak hanya memiliki dasar keagamaan yang kuat, tetapi juga mampu bersaing di dunia modern.
KH Bisri Syansuri juga menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif. Beliau percaya bahwa kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan sangat diperlukan untuk memastikan akses pendidikan yang merata bagi semua kalangan. Pandangan ini menunjukkan visi beliau yang holistik dalam membangun sistem pendidikan yang berkeadilan.
Dalam pandangannya, inklusivitas dalam pendidikan juga berarti memberikan ruang bagi perempuan untuk berpartisipasi aktif di berbagai bidang. KH Bisri Syansuri percaya bahwa pendidikan dapat menjadi sarana untuk memberdayakan perempuan, sehingga mereka dapat berkontribusi secara signifikan dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.
Pemikiran KH Bisri Syansuri tentang inklusivitas dalam pendidikan juga mencerminkan komitmennya terhadap pemberdayaan masyarakat. Beliau meyakini bahwa pendidikan yang inklusif dapat menjadi alat untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, beliau mendorong pengembangan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal.
Selain itu, KH Bisri Syansuri juga menekankan pentingnya pendidikan karakter. Menurutnya, pendidikan tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan moral dan etika. Pendidikan inklusif harus mampu mencetak individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas dan kepedulian terhadap sesama.
Beliau juga mengkritisi sistem pendidikan yang terlalu eksklusif dan hanya menguntungkan kelompok tertentu. Menurut KH Bisri Syansuri, pendidikan harus menjadi alat untuk mempersatukan, bukan memecah-belah masyarakat. Oleh karena itu, beliau mendorong pendidikan yang inklusif dan berbasis nilai-nilai kebersamaan.
Dalam praktiknya, KH Bisri Syansuri sering berdialog dengan berbagai kalangan untuk menyuarakan pentingnya inklusivitas dalam pendidikan. Beliau percaya bahwa perubahan paradigma tentang pendidikan hanya dapat terjadi jika ada kesadaran kolektif yang didukung oleh kebijakan yang tepat.
Pemikiran KH Bisri Syansuri juga relevan dalam konteks globalisasi. Beliau percaya bahwa pendidikan yang inklusif dapat mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan global tanpa kehilangan identitas lokal. Hal ini menunjukkan visi beliau yang jauh ke depan dalam membangun pendidikan yang berdaya saing global.
Dapat disimpulkan bahwa pemikiran KH Bisri Syansuri tentang inklusivitas dalam pendidikan menekankan pentingnya kesetaraan, keterbukaan, dan keadilan. Beliau percaya bahwa pendidikan harus dapat diakses oleh semua individu tanpa diskriminasi dan menjadi alat untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis. Melalui langkah-langkah nyata seperti mendorong pendidikan perempuan, membuka akses di pesantren, dan memadukan ilmu agama serta ilmu umum, KH Bisri Syansuri telah memberikan kontribusi besar dalam membangun sistem pendidikan Islam yang inklusif. Pemikiran ini tetap relevan dan menjadi inspirasi dalam upaya memperbaiki pendidikan di Indonesia.
Penulis: Zaenuddin Endy – Pengurus DPP RHMH Aljunaidiyah Biru Bone