Tradisi Haul dan Pendiri NU, AGH Puang Ramma (Bagian III)

HARIANMAKASSAR.COM – Dari biografi Puang Ramma dengan marga atau fam Assegaf menunjukkan sebagai nasab (turunan leluhur) guru tarekat yang pertama kali mengajar Syekh Yusuf Rahimahumullah di Bontoala, Sayyid Ba’ Alwi Assegaf yang kemudian dilanjutkan cucunya, Sayyid Abdul Gaffar Assegaf kepada anaknya, Muhammad Zainuddin Assegaf dan seterusnya ke bawah.
Induk fam Assegaf bermula dari keluarga Alawiyin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladawilah (generasi ke-22 dari Nabi saw). Nasab ini menurunkan ulama-ulama sufi besar bertaraf waliyullah melalui jalur Sayyidina Husein bin Ali Zawj Fatimah al-Zahrah binti Nabiullah Muhammad Rasululullah saw. Kepastian bahwa Puang Ramma sebagai keturunan Nabi Saw secara biologis juga karena didahului dengan penamaan sayyid yang dalam keseharian lazimnya disapah habib. Dengan demikian, Puang Ramma bagian dari Ahlul Baiyt Rasulullah.
Puang Ramma menikah dengan Syarifah Mukminah binti Ruhain Assegaf, dikaruniai empat orang anak laki-laki, yakni Abdul Hamid Assegaf Puang Cora, Abdul Majid Assegaf Puang Sikki, Abdul Rahman Assegaf Puang Tika, Abdul Rahim Assegaf Puang Makka. Dari istri kedua, Syarifah Zainab Assegaf Puang Ngai dikaruniai dua anak perempuan, yakni Sayyidah Wahidah Assegaf dan Sayyidah Wihdah Assegaf. Puang Ramma juga mengangkat seorang anak asuh, Abd. Malik Assegaf.
Semasa kecil, Puang Ramma mengaji secara privat di hadapan orangtuanya Sayyid Ahmad Ibn Hanbal Assegaf Puang Lau, kemudian memperdalam ilmu agama di hadapan neneknya, Sayyid Abd. Malik Assegaf Petta Rabba dan menerima ijazah tarekat darinya. Dari sang neneknya pula, Puang Ramma belajar tentang dasar-dasar ilmu agama terutama bahasa Arab, kemudian secara formal belajar kitab di Pesantren Pulau Salemo Pangkep.
Puang Ramma sejak tahun 1943, sering mengunjungi ulama dalam rangka lebih memperdalam ilmunya, sehingga beliau akrab dengan ulama sezamannya seperti AGH. K.H. Ahmad Bone, K.H. Muhammad Ramli dan bersama ulama lainya mendirikan majelis ilmu di berbagai daerah, dan setelah memiliki banyak jamaah mendirikan Rabithatul Ulama (RU), sebuah organisasi berbasis Ahlus Sunnah wal Jamaah sebagai cikal bakal berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di Sulawesi Selatan.
Saat Puang Ramma menetap di Balang Baru tahun 1945, bergabung dengan Lapris Lipang, organisasi keislaman di Bajeng Polong Bankeng, dan mendapat kepercayaan sebagai Qadhi Jogayya Gowa tahun 1946. Saat itu, Puang Ramma membuka pengajian rutin setiap ba’da Magrib di beberapa mesjid, terutama di Mesjid Jami’ Sungguminasa. Saat Puang Ramma hijrah Kota Makassar sekira tahun 1950, mendirikan lembaga pendidikan Perguruan Islam Nasrul Haq di Jalan Sungai Walannae, juga mempelopori dibangunnya mesjid Miftahul Khaer, dan menjadi Imam Mamajang Distrik Mariso saat itu.  (And)
Penulis: Mahmud Suyuti, Katib Awwal Jam’iyah Khalwatiyah

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *