HARIANSULSEL.COM – Derby bertajuk Della Madonnina pada Minggu 6 Februari dinihari tadi merupakan derby yang ke-229, pertemuan ini paling dinanti oleh interista maupun milanista, dan pastinya keduanya memiliki harapan yang sama, pulang dengan kemenangan.
Bagi Milan, derby ini harus dimenangkan untuk memperkecil jarak dengan Inter yang sudah kedinginan parah di puncak klasemen. Sebaliknya inter juga sangat ingin memenangkan derby ini karena memang inter lupa bagaimana caranya kalah dari milan, mengingat dalam 10 laga terakhir Inter hanya kalah dua kali dan 6 kali memenangkan derby.
Seberapa kesalpun interisti saat menonton laga derby kemarin tak akan merubah fakta bahwa 90 menit telah berlalu dan milan keluar sebagai pemenang. Tidak perlu menyalahkan wasit, apalagi mengumpat di depan televisi, stik rusak!
Laga derby dinihari tadi merupakan laga penting sekaligus tidak terlalu penting, lagian tidak merubah apa-apa, palingan yang kalah cuma masuk ke goa saja selepas nonton. Derby kali ini bagi Inter disebut penting karena memang menang dari Milan di serie-a sudah jadi adat kebiasaan inter sejak lama apalagi dua tahun belakangan, jadi kalo inter kalah derby itu bagi interisti seperti melanggar hukum adat.
Derby tadi disebut tidak terlalu penting bagi inter karena memang tidak merubah apa-apa, inter tetap capolista unggul satu poin dengan menyisakan satu laga tunda lawan bologna yang sempat ditunda karena banyaknya pemain Bologna yang positif covid-19.
Bulan Februari merupakan bulan tersibuk bagi Inter, karena menghadapi beberapa laga penting, diantaranya laga melawan Liverpool pada babak 16 besar Liga Champion Eropa, berbeda dengan Ac.Milan yang sudah tersingkir dari kompetisi eropa jauh-jauh hari.
Kekalahan Inter pada laga derby dinihari tadi rupanya memang harus terjadi agar menjaga kualitas rivalitas derby, karena kalau Inter menang terus dalam derby, milan tidak pantas disebut sebagai rival, lebih pantas disebut medioker!
Sekian dan Forza Inter!
Penulis: Rahmat – Interisti Paroh Waktu