HARIANSULSEL.COM, Makassar – Pendekatan transdisipliner intelektual menjadi semakin relevan dalam menghadapi tantangan dunia modern yang kompleks dan multidimensi. Konsep ini menekankan pada integrasi wawasan, metode, dan nilai dari berbagai disiplin ilmu tanpa batasan konvensional, dengan tujuan menciptakan pemahaman holistik. Refleksi ide Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis menjadi catatan penulis dalam kegiatan The 2nd International Conference on Science and Islamic Studies (ICOSIS) 2024 menjadi contoh nyata penerapan konsep ini dalam dunia akademik dan global.
Kegiatan yang dilaksanakan di Four Points by Sheraton Makassar, Senin (25/11), mengusung tema “Strengthening the Interconnection of Science, Islamic Civilization, and Global Transformation”, ICOSIS 2024 berfokus pada sinergi antara ilmu pengetahuan modern dan nilai-nilai peradaban Islam. Tema ini menunjukkan pentingnya mengintegrasikan sains dengan nilai-nilai keagamaan dan budaya dalam menghadapi transformasi global. Rektor UIN Alauddin menekankan bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai etis dan spiritual yang menjadi landasan peradaban. Dalam pandangan beliau, kolaborasi lintas disiplin, lintas budaya, dan lintas negara adalah cara terbaik untuk mengatasi tantangan global dan mewujudkan peradaban yang berkeadilan.
Dalam pidatonya, Prof. Hamdan Juhannis menyoroti bahwa pendekatan transdisipliner diperlukan untuk menjawab persoalan dunia yang semakin kompleks, seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan global, dan tantangan teknologi. Tantangan ini tidak dapat diselesaikan hanya melalui satu disiplin ilmu, melainkan membutuhkan integrasi sains, nilai-nilai Islam, dan kerja sama global. ICOSIS 2024 menjadi bukti konkret upaya kolektif UIN Alauddin untuk memainkan peran strategis dalam membangun kolaborasi global demi memperkuat integrasi ini.
Konferensi ICOSIS 2024 menghadirkan pembicara terkemuka dari berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Serikat, Irak, Malaysia, Indonesia, dan Australia. Kehadiran para ahli lintas negara ini menggambarkan kolaborasi intelektual lintas budaya, yang merupakan salah satu prinsip utama pendekatan transdisipliner. Melalui diskusi dan pertukaran pengetahuan, konferensi ini membuka ruang untuk menciptakan solusi inovatif yang relevan secara lokal dan global.
Salah satu poin penting yang diangkat oleh Prof. Hamdan adalah perlunya menjadikan sains dan nilai-nilai Islam sebagai pilar utama dalam menciptakan transformasi global. Dalam perspektif transdisipliner, sains tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk memahami fenomena alam, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas. Nilai-nilai Islam, seperti keadilan, keseimbangan, dan tanggung jawab terhadap lingkungan, dapat menjadi landasan untuk mengarahkan perkembangan sains ke arah yang lebih etis dan berkelanjutan.
ICOSIS 2024 juga menyoroti pentingnya memajukan publikasi ilmiah dalam jurnal bereputasi internasional sebagai wujud nyata kolaborasi lintas disiplin. Rektor UIN Alauddin berharap konferensi ini dapat meningkatkan kapasitas riset akademisi, khususnya dalam mengintegrasikan pengetahuan Islam dan sains. Publikasi ilmiah bukan hanya menjadi sarana untuk menyebarkan pengetahuan, tetapi juga untuk menciptakan diskursus global yang lebih inklusif. Melalui karya-karya ini, UIN Alauddin dapat berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan yang relevan dan berdampak positif bagi peradaban.
Pendekatan transdisipliner juga tercermin dalam upaya ICOSIS 2024 untuk menghargai pengetahuan lokal dan tradisional. Sebagai universitas yang berbasis di kawasan dengan kekayaan budaya dan tradisi Islam yang kuat, UIN Alauddin berkomitmen untuk menjadikan pengetahuan lokal sebagai bagian dari diskursus global. Dalam hal ini, pendekatan transdisipliner tidak hanya menjadi alat untuk mengintegrasikan disiplin ilmu, tetapi juga untuk menjembatani pengetahuan lokal dengan perspektif global.
Selain itu, ICOSIS 2024 menggarisbawahi pentingnya fleksibilitas dan adaptabilitas dalam menghadapi tantangan global. Dengan mengusung tema yang mencakup berbagai dimensi—sains, peradaban Islam, dan transformasi global—konferensi ini menunjukkan bagaimana pendekatan transdisipliner dapat memberikan kerangka kerja yang dinamis untuk memahami dan menghadapi perubahan dunia. Melalui kolaborasi ini, diharapkan tercipta solusi yang tidak hanya relevan dengan konteks lokal, tetapi juga memberikan dampak signifikan di tingkat global.
Rektor UIN Alauddin juga menekankan bahwa transdisipliner intelektual adalah pendekatan yang menuntut inklusivitas dan keterbukaan. Dalam pandangan beliau, kerja sama lintas disiplin dan lintas budaya harus dibangun di atas penghormatan terhadap perbedaan dan keberagaman. ICOSIS 2024 menjadi platform strategis untuk mempertemukan berbagai perspektif, baik dari akademisi maupun praktisi, dalam rangka menciptakan solusi yang lebih holistik dan berkelanjutan.
Melalui refleksi ini, Prof. Hamdan Juhannis mengajak para akademisi, praktisi, dan pemimpin dunia untuk menjadikan pendekatan transdisipliner sebagai landasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban. Konsep ini tidak hanya relevan dalam konteks akademik, tetapi juga dalam kehidupan nyata, di mana tantangan global membutuhkan solusi yang inovatif dan inklusif.
Dalam keseluruhan pidatonya, Prof. Hamdan Juhannis berhasil menunjukkan bahwa transdisipliner intelektual bukan sekadar pendekatan teoretis, tetapi juga strategi praktis untuk menciptakan peradaban yang lebih baik. ICOSIS 2024 menjadi simbol komitmen UIN Alauddin untuk memainkan peran strategis dalam membangun sinergi antara sains, nilai-nilai Islam, dan transformasi global. Dengan pendekatan ini, UIN Alauddin berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Penulis: Andy – Dosen IAIN Ternate, Awardee BIB-LPDP Program Doktor UIN Alauddin Makassar, Pemakalah ICOSIS 2024