HARIANSULSEL.COM, Makassar – KHR Asnawi Kudus adalah seorang ulama besar dari Kudus yang memiliki peran signifikan dalam perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Sebagai pendiri Madrasah Qudsiyah dan tokoh pergerakan Islam, beliau dikenal sebagai sosok yang visioner dalam membangun pendidikan Islam. Pemikiran pendidikan KHR. Asnawi Kudus berfokus pada integrasi tradisi Islam yang kokoh dengan pendekatan modern, yang bertujuan mencetak generasi muslim yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing.
Dalam pandangan KHR. Asnawi, pendidikan adalah wahana utama untuk membangun peradaban umat Islam. Beliau percaya bahwa pendidikan harus berlandaskan nilai-nilai Islam, dengan akhlak sebagai fondasi utamanya. Bagi KHR. Asnawi, pendidikan tidak hanya bertujuan mencetak individu yang cerdas, tetapi juga membentuk manusia yang memiliki moralitas tinggi dan kesadaran sosial yang mendalam.
KHR. Asnawi menekankan pentingnya mempelajari ilmu agama sebagai landasan hidup seorang muslim. Beliau percaya bahwa ilmu agama tidak hanya menjadi pedoman spiritual, tetapi juga membimbing umat dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, pendidikan Islam harus memprioritaskan pengajaran Al-Qur’an, hadis, fikih, dan tasawuf.
Selain ilmu agama, KHR. Asnawi juga mendorong umat Islam untuk menguasai ilmu umum. Dalam pandangannya, umat Islam tidak boleh tertinggal dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan menguasai ilmu umum, umat Islam dapat bersaing di kancah global dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Pendekatan ini menunjukkan pemikirannya yang terbuka terhadap modernitas, tanpa mengabaikan nilai-nilai tradisional.
KHR. Asnawi Kudus juga memberikan perhatian khusus pada pentingnya pendidikan berbasis akhlak. Beliau sering menekankan bahwa ilmu tanpa akhlak akan membawa kerusakan, baik bagi individu maupun masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, kesederhanaan, dan rasa hormat kepada sesama.
Sebagai tokoh pesantren, KHR. Asnawi mengembangkan pendidikan yang mengedepankan keteladanan. Beliau percaya bahwa seorang guru harus menjadi teladan dalam hal ilmu dan akhlak. Keteladanan ini akan menjadi contoh nyata bagi para murid, sehingga mereka tidak hanya belajar melalui teori, tetapi juga melalui praktik langsung dalam kehidupan sehari-hari.
KHR. Asnawi juga mendorong pentingnya kemandirian dalam pendidikan. Beliau percaya bahwa pendidikan harus mempersiapkan individu agar mampu menghadapi tantangan hidup secara mandiri. Oleh karena itu, di Madrasah Qudsiyah, beliau memperkenalkan program-program yang membekali para santri dengan keterampilan hidup, seperti berdagang, bertani, dan keterampilan lainnya yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Sebagai seorang ulama yang aktif dalam dakwah, KHR. Asnawi menekankan pentingnya pendidikan yang inklusif. Beliau membuka akses pendidikan bagi semua kalangan, termasuk mereka yang kurang mampu. Hal ini mencerminkan prinsip beliau bahwa pendidikan adalah hak semua individu, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi.
KHR. Asnawi juga mendorong pendidikan yang berbasis musyawarah. Dalam proses pembelajaran, beliau mengajarkan pentingnya diskusi dan dialog untuk memperdalam pemahaman ilmu. Melalui musyawarah, para santri diajarkan untuk berpikir kritis, saling menghormati pendapat, dan mencari solusi bersama untuk berbagai permasalahan.
Selain itu, KHR. Asnawi menanamkan semangat kebangsaan dalam pendidikan. Beliau percaya bahwa mencintai tanah air adalah bagian dari iman. Pendidikan harus mampu menanamkan nilai-nilai patriotisme dan semangat persatuan, sehingga para santri tidak hanya menjadi individu yang berilmu, tetapi juga menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan cinta pada bangsanya.
KHR. Asnawi juga mendorong pentingnya inovasi dalam pendidikan. Beliau percaya bahwa pendidikan harus terus berkembang sesuai dengan dinamika zaman. Oleh karena itu, beliau mendukung pengembangan metode pengajaran yang kreatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam.
Sebagai tokoh yang memiliki pemahaman mendalam tentang Islam dan pendidikan, KHR. Asnawi juga menekankan pentingnya sinergi antara pesantren dan masyarakat. Beliau percaya bahwa pesantren harus berperan aktif dalam membangun masyarakat, baik melalui dakwah, pendidikan, maupun pemberdayaan ekonomi.
Pemikiran KHR. Asnawi Kudus juga mencakup pentingnya pendidikan perempuan. Beliau percaya bahwa perempuan memiliki peran besar dalam mendidik generasi penerus. Oleh karena itu, perempuan harus mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga mereka mampu berkontribusi dalam membangun keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Dalam praktiknya, KHR. Asnawi juga memberikan perhatian pada pembinaan mental dan spiritual para santri. Beliau sering mengadakan kegiatan dzikir, pengajian, dan shalat berjamaah untuk memperkuat keimanan para santri. Beliau percaya bahwa pendidikan spiritual adalah inti dari pembentukan karakter individu.
Pemikiran KHR. Asnawi Kudus tetap relevan hingga saat ini, terutama dalam menghadapi tantangan pendidikan modern yang sering mengabaikan aspek moral dan spiritual. Beliau memberikan inspirasi tentang bagaimana memadukan tradisi Islam yang kokoh dengan inovasi modern untuk menciptakan pendidikan yang holistik dan berkeadaban.
Pemikiran pendidikan KHR. Asnawi Kudus menekankan pentingnya integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum, dengan akhlak sebagai fondasinya. Beliau percaya bahwa pendidikan harus mampu membentuk individu yang berilmu, berakhlak, dan mandiri, serta berkontribusi dalam membangun masyarakat. Dengan pendekatan yang holistik dan inklusif, KHR. Asnawi memberikan kontribusi besar dalam pengembangan sistem pendidikan Islam di Indonesia. Pemikiran beliau tetap menjadi inspirasi bagi upaya menciptakan pendidikan yang relevan, berkeadilan, dan berbasis nilai-nilai Islam.
Penulis: Zaenuddin Endy – Alumni PKPNU IV Rengasdengklok PBNU Tahun 2012