Gus Dur dan Gus Mus Dibahas Ketika Menag RI Bertemu Gurutta Sanusi Baco

HARIANSULSEL.COM – Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) Lukman Hakim Saifuddin bertemu dengan ulama kharismatik asal Sulawesi Selatan yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, Gurutta Sanusi Baco, saat berkunjung ke Makassar pada Kamis (25/1/2018).
Pertemuan keduanya berlangsung akrab di Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulsel, Jalan Nuri Makassar, hadir bersama Menag, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin dan Kanwil Kemenag Sulsel Wahid Thahir, sebagaimana dilansir di website resmi Kementerian Agama.
Mereka membicarakan banyak hal, termasuk kenangan tentang Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Gurutta Sanusi Baco adalah teman seangkatan Gus Dur dan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) saat kuliah di Mesir.
Menag berkisah, bahwa Gus Mus pernah cerita kepadanya, “Saat kuliah di Mesir, beliau bersama beberapa mahasiswa Indonesia lainnya tinggal satu kamar dengan Gus Dur. Kita saling berbagi tugas belanja ke pasar. Anehnya, saat Gus Dur mendapat tugas membeli daging, dengan uang yang sama, selalu mendapat daging yang banyak. Dan itu selalu terulang,” jelas Menag menirukan cerita Gus Mus.
Lanjut Menag, “Gus Mus mau tanya apa rahasianya, tapi gengsi dan malu”.
Hingga suatu saat, Gus Dur pergi ke Eropa pada waktu yang lama. Tiba giliran Gus Mus mendapat tugas membeli daging di pasar, penjual daging bertanya, “Hai kawan, temanmu yang punya anjing banyak itu ke mana?”
“Yang mana?” Gus Mus balik tanya. “Itu yang gendut dan berkaca mata,” jawab penjual daging.
“Oh, si Durrahman?” kata Gus Mus.
“Iya si Durrahman, sudah lama dia tidak membeli daging, padahal aku sisihkan jeroan hewan untuk anjing-anjingnya,” kata penjual daging.
Dalam batin Gus Mus menggerutu. “Sialan, kita selama ini dianggap anjing sama Gus Dur,” demikian Menag mengisahkan keluhan Gus Mus.
“Di Mesir, jeroan hewan itu tidak dimakan, tapi dibuang,” lanjut Menag diikuti tawa orang-orang yang ikut mendengar ceritanya.
Giliran Gurutta Sanusi Baco yang bercerita. Menurutnya, saat rombongan mahasiswa baru dari Indonesia ke Mesir naik kapal laut selama sebulan, termasuk dirinya dan Gus Dur, tidak jarang mereka didera rasa bosan.
“Sebulan kami di kapal, sangat membosankan. Untung ada Gus Dur yang mampu membuat suasana jadi segar dan ramai dengan berbagai ceritanya,” kenang Gurutta Senusi Baco.
Menurut Gurutta Sanusi Baco, Gus Dur adalah sosok cerdas dan suka membaca banyak buku dengan berbagai disiplin ilmu. “Namun Gus Dur sangat bandel jika disuruh belajar buku mata pelajaran kuliah,” kenangnya. (*)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *