HARIANSULSEL.COM, Makassar – Pesantren Annahdlah memperingati haul ke-10 pendiri Pesantren Anregurutta KH Muhammad Harisah AS di Gedung Balai Manunggal Makassar, Sabtu 20 Mei 2022. Kurang lebih 2500 santri dan alumni memenuhi gedung.
Beberapa tokoh nasional hadir diantaranya Wakil Ketua DPR RI/Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau dikenal Gus Muhaimin, Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid, Anggota DPR RI Fraksi PKB Andi Muawiyah Ramly, Anggota DPR RI Fraksi PKB H Haruna, Ketua KPI Pusat Ubaidillah, serta KH Ahmad Baso, Ust Nur Maulana, Khairul Anam Harisah, Ust Syam yang juga alumni Pesantren Annahdlah.
Tak hanya itu hadir juga Mustasyar PBNU yang juga Rais Syuriyah PCNU Kota Makassar Syekh KH Baharuddin HS, Pimpinan Pondok Pesantren Annahdlah Makassar Gurutta KH Afifuddin Harisah, Ketua PKB Sulsel Azhar Arsyad, Dekan Fakultas Dakwah UIN Alauddin Firdaus Muhammad, Ketua Umum IAPAN Rizal Syarifuddin, dan Sekretaris PCNU Kota Makassar Usman Sofian.
Tulisan ini tidak akan membahas apa hukum memperingati haul, melainkan salah satu berkah dari menghadiri haul ini adalah sebagai santri dimanapun kita berada dan beraktifitas apapun untuk menyemangati seluruh warga pesantren untuk mengembangkan dan memajukan pesantren.
Selain itu keberkahan dari Anregurutta KH Muhammad Harisah senantiasa mengalir kepada santri dan keluarga besar Pesantren Annahdlah. Sebagai salah satu santri majelis beliau banyak keteladanan yang diberikan beliau, diantaranya sependek pengetahuan saya, Pertama, beliau menjaga hubungan umarah dengan tidak mendatangi, melainkan umarah yang mendatangi ulama agar diberikan nasehat. Namun jangan diartikan beliau anti pemerintah, justru beliau mengajarkan para santrinya untuk tetap memposisikan hubungan umarah dan ulama pada fungsinya masing-masing. Buktinya beliau tidak anti politik, sebagaimana sambutan Pimpinan Pondok Pesantren Annahlah Gurutta KH Afifuddin Harisah bahwasanya dirumah beliaulah cikal bakal berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa di Sulawesi Selatan, dimana saat itu beliau sebagai Rais Syuriyah NU Makassar dan diperintah langsung oleh PBNU yang pada waktu itu diketua oleh KH Abdurrahman Wahid.
Kedua, ketegasan dan pendirian yang kuat, tidak ada satupun santri beliau luput dari sifat ketegasan dan pendirian yang kuat. Tidak pernah kami mendengar beliau mengeluarkan satu keputusan dan dilain waktu beliau mengingkari keputusan tersebut. Dari nilai ini tentu beliau mengajarkan kepada santrinya untuk tetap memiliki pendirian yang tegas, sebab dewasa hari ini ketegasan dan pendirian yang kuat sangat susah ditemukan.
Ketiga, Mencintai ilmu, beliau sebagaimana yang beliau praktekkan tiap hari membawakan pengajian kitab kuning, beliau juga tetap belajar kepada Anregurutta Nashirusunnah KH Muhammad Nur dan Anregurutta KH Kadir Khalid.
Keempat, Mencintai tasawuf, Beliau hingga wafatnya tercatat sebagai salah satu Mursyid Tarekah Al Muhammadiyah Al Sanusiah Al Idrisiyah, bahkan santrinya sebelum menamatkan pendidikan di Pesantren, beliau mengijazahkan wirid tarekah sebagai salah satu ajaran penting dalam Islam.
Itulah empat keteladanan dari sekian banyak keteladanan yang beliau wariskan kepada santri-santrinya. Setelah kemarin kami (santri-santri ideologis) memperingati haul ke-10, hari ini (21 Mei 2023), saya mengajak keluarga kecil saya untuk menziarahi makam beliau, sebagai bentuk pelajaran bagi anak-anak kami bahwasanya dalam menjalani hidup, ada dua hubungan yang tidak bisa putus baik ketika masih hidup maupun sudah wafat yakni hubungan orang tua dan keluarga serta hubungan ulama dan guru yang telah mengajarkan kita kebaikan. Wallahu wa’lam
Penulis: Andy – Santri majelis Pondok Pesantren Annahdlah/Akademisi IAIN Ternate