Innalillah, Ketua FKUB Sulsel Wafat, Kakanwil: Kita Kehilangan Pejuang Kerukunan

HARIANSULSEL.COM, Makassar – “Innalillahi wainnailaihi Raji’un“, Telah Berpulang ke Rahmatullah Prof. Dr. H. Wahyuddin Naro, M.Hum di RS Grestelina pada hari Selasa jam 02 dini hari, semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya, Aamiin”.

Demikian bunyi Kabar Duka yang beredar luas di group grpup WhatsApp serta Platform Media Sosial lainnya sejak Dinihari tadi sekitar pukul 02.30 Wita, termasuk di Group WA yang ada di Kementerian Agama Sulsel.

Ucapan Duka juga datang dari Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel H. Muh. Tonang, yang dikenal sangat dekat dan akrab dengan Almarhum, hingga Kakanwil menyempatkan melayat ke rumah duka di bilangan Jalan Sultan Alauddin Makassar sebelum berangkat ke Kantor. (Selasa, 26 November 2024)

Sosok Almarhum Prof. Dr. H. Wahyuddin Naro, M.Hum, memang tidak asing lagi di Jajaran Kementerian Agama Sulsel, bahkan boleh disebut sangat Familier, selain karena Istri Tercinta Almarhum, Dr. Hj. Yuspiani selama puluhan tahun mengabdikan diri sebagai Aparatur dan Pejabat di Kemenag Sulsel, akan tetapi juga karena kiprah Almarhum yang sering bersinergi bahkan terlibat langsung dalam sejumlah program dan kegiatan di Kemenag Sulsel.

Terlebih saat dimana Almarhum Prof. Wahyuddin Naro menjadi Ketua Umum Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan, banyak melakukan komunikasi, Koordinasi dan sinergi program kegiatan dengan Kementerian Agama Sulsel, khususnya terkait Moderasi Beragama.

Dimata Kakanwil, Almarhum bukan saja merupakan Tokoh Agama dan Tokoh Pemuda, akan tetapi lebih dari itu, Almarhum Kak Naro (begitu panggilan Akrabnya) merupakan seorang Senior, Kakak dan Aktivis yang telah mengkadernya sejak di IAIN Alauddin Makassar (Sekarang UIN Alauddin).

“Kak Naro, adalah sosok Aktivis Organisasi yang Low Profile dan hampir Paripurna, mulai dari Organisasi Kemahasiswaan, Kepemudaan bahkan Ormas Keagamaan seperti MUI, Musytasyar PWNU Sulsel, sampai terpilih menjadi Ketua FKUB Sulsel yang dijabat Almarhum sampai saat ini, selain itu Kak Naro juga seorang Akademisi Tulen yang mengantarnya menjadi Guru Besar di UIN Alauddin Makassar”, Kenang Tonang

“Sosok Kak Naro juga sangat aktif dalam membantu Kementerian Agama Sulsel di Sejumlah Program, seperti Penyelenggaraan Haji, Pendidikan Keagamaan, dan membangun Kerukunan Antar umat Beragama di Sulsel, Kita semua merasa kehilangan salah satu Tokoh Pejuang Kerukunan,” kenangnya.

“Semoga dengan kiprah dan Pengabdian Almarhum Kak Wahyuddin Naro semasa hidupnya, bisa menjadi sebab dari dilipatgandakan Pahalanya dan Diampuni segala khilaf dan kesalahannya, dan saya mengajak kepada seluruh Warga Kementerian Agama dan seluruh Umat Beragama di Sulsel agar mendoakan Almarhum, dan Keluarga yang ditinggalkan, diberkahi ketabahan dan kesabaran” pinta Kakanwil.

Almarhum yang merupakan Guru Besar Bidang Pendidikan Islam itu rencananya akan disholatkan dan dilepas secara resmi di Kampus UIN Alauddin Makassar di Samata, lalu dimakamkan di Pemakaman Darussalam Vale, Pakatto, Kabupaten Gowa

Prof Dr H Wahyuddin Naro, M Hum dikukuhkan menjadi Guru Besar UIN Alauddin Makassar, pada Kamis, 9 Desember 2021. Ia dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pendidikan Islam.

Putra asli Majene, Sulawesi Barat ini dikukuhkan oleh Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhanis di Auditorium UIN Alauddin Makassar. Prof Wahyuddin Naro yang bergelar professor lahir 31 Desember 1967 di Desa Balombong Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. (*)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *