HARIANSULSEL.COM, Makassar – Al-Imaam al-‘Allaamah asy-Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani at-Tanari asy-Syafi’i atau yang lebih dikenal Syekh Nawawi Al-Bantani, merupakan salah satu ulama besar Nusantara yang memberikan kontribusi penting dalam pengembangan pendidikan Islam. Beliau dikenal sebagai ulama produktif yang melahirkan banyak karya keilmuan, baik dalam bidang fikih, tafsir, maupun tasawuf. Salah satu pemikirannya yang paling menonjol adalah pendidikan berbasis akhlak dan ilmu, yang bertujuan mencetak generasi muslim yang berilmu dan berakhlak mulia.
Bagi Syekh Nawawi Banten, pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kepribadian dan moral seseorang. Dalam berbagai karyanya, beliau sering menekankan pentingnya akhlak sebagai inti dari pendidikan. Beliau percaya bahwa ilmu tanpa akhlak akan kehilangan esensinya dan dapat menjerumuskan seseorang ke dalam perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Pemikiran Syekh Nawawi Banten tentang pendidikan berbasis akhlak berakar pada nilai-nilai Islam yang universal. Beliau sering mengingatkan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah saw., sebagai pedoman hidup. Dalam pandangannya, pendidikan harus mampu menanamkan nilai-nilai kejujuran, kesederhanaan, keikhlasan, dan kasih sayang dalam diri setiap individu.
Selain akhlak, Syekh Nawawi Banten juga sangat menekankan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan. Dalam pandangannya, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, sebagaimana tercantum dalam banyak ayat al-Qur’an dan hadis Nabi. Namun, beliau juga menekankan bahwa ilmu harus digunakan untuk tujuan yang bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Syekh Nawawi Banten tidak memisahkan antara ilmu agama dan ilmu umum. Baginya, kedua jenis ilmu tersebut saling melengkapi dan sama-sama penting untuk kehidupan. Pendidikan yang ideal, menurut beliau, adalah pendidikan yang mampu mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu umum, sehingga menghasilkan individu yang cerdas secara intelektual sekaligus kuat secara spiritual.
Salah satu keistimewaan pemikiran pendidikan Syekh Nawawi Banten adalah pendekatannya yang holistik. Beliau percaya bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan untuk membentuk individu yang baik, tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan. Dalam hal ini, pendidikan tidak hanya menjadi urusan individu, tetapi juga menjadi tanggung jawab sosial.
Syekh Nawawi Banten juga memberikan perhatian khusus pada metode pengajaran. Beliau menekankan pentingnya proses pembelajaran yang bertahap, mulai dari penguasaan dasar-dasar ilmu hingga tingkat yang lebih tinggi. Dalam salah satu karyanya, beliau menjelaskan pentingnya kesabaran dan konsistensi dalam belajar, serta menghormati guru sebagai perantara ilmu.
Sebagai seorang ulama yang menguasai banyak disiplin ilmu, Syekh Nawawi Banten juga mendorong pentingnya membaca dan menulis dalam pendidikan. Beliau percaya bahwa aktivitas membaca adalah pintu gerbang ilmu pengetahuan, sedangkan menulis adalah cara untuk menjaga dan menyebarkan ilmu tersebut. Oleh karena itu, beliau aktif menulis berbagai kitab yang hingga kini menjadi rujukan penting di pesantren.
Pemikiran Syekh Nawawi Banten tentang pendidikan juga mencerminkan pandangannya yang inklusif. Beliau percaya bahwa pendidikan harus dapat diakses oleh semua kalangan, tanpa memandang status sosial atau gender. Dalam pandangannya, setiap individu memiliki potensi untuk belajar dan berkembang, sehingga tidak ada alasan untuk membatasi akses terhadap pendidikan.
Sebagai tokoh yang hidup di tengah masyarakat tradisional, Syekh Nawawi Banten juga memahami pentingnya konteks lokal dalam pendidikan. Beliau menekankan bahwa pendidikan harus relevan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga ilmu yang diajarkan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif. Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, Syekh Nawawi Banten juga menyoroti pentingnya hubungan antara ilmu dan amal. Beliau sering menekankan bahwa ilmu yang tidak diamalkan akan kehilangan nilainya. Oleh karena itu, beliau mendorong para pelajar untuk tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pandangan Syekh Nawawi Banten, pendidikan juga berfungsi sebagai alat untuk memperbaiki moral dan akhlak masyarakat. Beliau percaya bahwa banyaknya permasalahan sosial yang terjadi disebabkan oleh kurangnya pendidikan yang berbasis nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, beliau mendorong pendidikan yang mampu mencetak individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kepedulian sosial.
Syekh Nawawi Banten juga menekankan pentingnya peran guru dalam pendidikan. Beliau mengajarkan bahwa seorang guru harus menjadi teladan bagi murid-muridnya, baik dalam hal ilmu maupun akhlak. Guru tidak hanya bertugas mentransfer ilmu, tetapi juga membimbing dan mengarahkan murid agar menjadi individu yang berakhlak mulia.
Sebagai seorang ulama besar, Syekh Nawawi memberikan banyak kontribusi dalam pengembangan pesantren di Nusantara. Pesantren, menurut beliau, adalah lembaga pendidikan yang ideal untuk membentuk generasi yang berilmu dan berakhlak. Oleh karena itu, beliau mendorong penguatan peran pesantren dalam sistem pendidikan Islam di Indonesia.
Pemikiran Syekh Nawawi tentang pendidikan berbasis akhlak dan ilmu tetap relevan hingga saat ini. Dalam era modern yang penuh dengan tantangan moral, pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai keislaman menjadi sangat penting. Pemikiran beliau memberikan landasan yang kokoh bagi pengembangan sistem pendidikan Islam yang tidak hanya mencetak individu yang cerdas, tetapi juga berakhlak mulia.
Pada dasarnya bahwa
pemikiran pendidikan Syekh Nawawi Banten berfokus pada pentingnya integrasi antara ilmu dan akhlak. Beliau percaya bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan untuk menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk karakter individu yang berakhlak mulia. Melalui pendekatan yang holistik dan inklusif, Syekh Nawawi Banten memberikan kontribusi besar dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Pemikiran beliau tetap relevan hingga saat ini dan menjadi inspirasi bagi upaya menciptakan pendidikan yang berkeadaban dan bermanfaat bagi umat.
Penulis: Zaenuddin Endy – Ketua Harian DPP RHMH Aljunaidiyah Biru Bone