HARIANSULSEL.COM, Makassar – Nahdlatul Ulama (NU) berdiri sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan visi dan misi yang tak hanya berkaitan dengan aspek keagamaan, tetapi juga pada aspek kebangsaan. Komitmen perjuangan NU terangkum dalam semboyan himayatu ad-daulah wa himayatu ad-din, yang berarti “menjaga negeri dan menjaga agama.” Semangat ini bukan sekadar slogan, melainkan menjadi pilar yang menopang perjuangan NU sejak didirikan pada 1926. Di bawah semboyan ini, NU telah berperan penting sebagai penggerak, penjaga, dan pelindung bagi negeri dan agama di Indonesia.
Himayatu Ad-Daulah: Komitmen Menjaga Negeri
Komitmen NU dalam menjaga negeri sudah terbukti sejak masa perjuangan kemerdekaan. Di saat bangsa Indonesia masih dalam cengkeraman kolonialisme, NU menjadi salah satu kekuatan yang mendorong upaya pembebasan negeri dari penjajahan. Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari pada tahun 1945 adalah salah satu bukti nyata komitmen NU terhadap bangsa. Fatwa jihad ini mendorong santri, ulama, dan rakyat untuk berjuang mempertahankan tanah air dari ancaman kolonial yang ingin kembali menguasai Indonesia.
Tetapi menjaga negeri bagi NU bukan hanya tentang melawan penjajah. Lebih dari itu, NU juga hadir sebagai penjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam konteks Indonesia yang sangat beragam, menjaga negeri berarti menjaga harmonisasi dan persaudaraan antara berbagai suku, agama, dan budaya. NU terus mendorong terciptanya lingkungan yang kondusif bagi seluruh warga, dengan mengedepankan toleransi, sikap moderat, dan penghormatan terhadap kebhinekaan.
NU juga berperan dalam memastikan bahwa bangsa ini tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga kuat secara moral. Organisasi ini kerap terlibat dalam mengawal kebijakan publik, memberikan masukan pada pemerintah, dan mengkritik jika ada kebijakan yang dianggap kurang berpihak pada rakyat atau bertentangan dengan nilai-nilai moral dan keadilan. Bagi NU, menjaga negeri berarti memastikan bahwa Indonesia tetap kokoh berdiri di atas prinsip-prinsip Pancasila, UUD 1945, dan nilai-nilai kemanusiaan.
Himayatu Ad-Din: Komitmen Menjaga Agama
Komitmen NU dalam menjaga agama juga tidak kalah penting. NU berperan sebagai penjaga ajaran Islam yang moderat, rahmatan lil alamin, dan sesuai dengan konteks budaya Indonesia. Dalam dunia yang terus berubah dengan berbagai tantangan, menjaga agama berarti memastikan bahwa ajaran Islam dapat diterapkan secara relevan dan fleksibel, tanpa mengorbankan esensinya.
Di tengah maraknya ekstremisme dan radikalisme yang mengancam kedamaian, NU hadir sebagai benteng untuk memastikan bahwa Islam yang berkembang di Indonesia adalah Islam yang damai, sejuk, dan inklusif. NU tidak hanya menjaga agama bagi umat Islam, tetapi juga bagi umat agama lain, karena dalam perspektif NU, agama adalah instrumen untuk menciptakan perdamaian, bukan untuk memecah belah.
NU berperan dalam memberikan pemahaman agama yang membumi, yang tidak hanya berfokus pada aspek-aspek ritual, tetapi juga pada aspek sosial. Bagi NU, menjaga agama berarti menjaga akhlak dan perilaku umat, baik dalam konteks hubungan dengan Tuhan maupun hubungan dengan sesama manusia. NU juga memberikan perhatian besar pada pengembangan pendidikan agama melalui pesantren-pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia, serta terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan Islam agar mampu menjawab tantangan zaman.
NU dalam Menjaga Negeri dan Agama di Era Modern
Pada era yang semakin kompleks, tantangan dalam menjaga negeri dan agama semakin beragam. Globalisasi, kemajuan teknologi, dan derasnya arus informasi digital menghadirkan berbagai masalah baru. Di satu sisi, teknologi dapat mempermudah penyebaran informasi, tetapi di sisi lain, hal ini juga membuat masyarakat rentan terhadap informasi yang salah atau menyesatkan. Misalnya, munculnya berita-berita hoaks dan propaganda yang bisa memecah belah masyarakat atau mengarah pada paham-paham radikal.
Dalam konteks ini, NU telah mengambil langkah proaktif untuk mengimbangi dampak teknologi dengan pendekatan yang relevan. NU kini aktif di berbagai platform digital, seperti media sosial, untuk memberikan pencerahan dan edukasi kepada masyarakat. Langkah ini menunjukkan bahwa menjaga negeri dan agama bagi NU adalah komitmen yang dinamis. NU tidak hanya berpegang pada cara-cara tradisional, tetapi juga berinovasi dengan memanfaatkan teknologi untuk mendukung perjuangannya. NU bahkan memiliki program-program khusus untuk membina generasi muda agar mereka tidak terjebak dalam radikalisme atau paham-paham yang menyimpang dari ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.
Di sisi lain, NU juga tetap mempertahankan tradisi lama yang menjadi ciri khasnya, seperti kegiatan-kegiatan keagamaan di pesantren, majelis-majelis taklim, dan berbagai ritual kebudayaan Islam khas Nusantara. Ini adalah bagian dari upaya NU untuk menjaga agama dan budaya tetap lestari di tengah pengaruh asing yang kian besar. NU tidak menolak modernitas, tetapi juga tidak meninggalkan akar tradisinya. Dengan begitu, NU tetap menjadi organisasi yang relevan dan mampu beradaptasi tanpa kehilangan jati diri.
Tantangan Masa Depan dan Komitmen NU yang Berkelanjutan
Komitmen himayatu ad-daulah wa himayatu ad-din bukanlah hal yang mudah dipertahankan, terutama di tengah berbagai tantangan baru yang terus bermunculan. Konflik politik, masalah ekonomi, perubahan sosial, dan tantangan ideologis seperti radikalisme dan intoleransi menjadi ujian tersendiri bagi NU. Namun, di sinilah kekuatan NU sebagai organisasi yang fleksibel dan berakar pada nilai-nilai yang kokoh.
Ke depan, NU perlu terus memperkuat kaderisasi dan pendidikan bagi warga NU agar mereka dapat memahami esensi dari komitmen menjaga negeri dan menjaga agama. NU juga perlu meningkatkan kapasitas dalam beradaptasi dengan perubahan zaman, misalnya dengan meningkatkan pemahaman warga NU terhadap teknologi, ekonomi, dan politik global. Ini akan membuat NU tidak hanya mampu merespons, tetapi juga proaktif dalam menghadapi perubahan yang ada.
NU harus tetap berpegang pada komitmen himayatu ad-daulah wa himayatu ad-din dengan penuh keteguhan. NU bukan hanya sekadar organisasi, tetapi juga merupakan simbol harapan bagi jutaan umat Islam di Indonesia yang menginginkan kehidupan yang damai, sejahtera, dan berkeadilan. Komitmen ini tidak hanya menguatkan NU sebagai organisasi, tetapi juga memperkuat Indonesia sebagai bangsa yang pluralis dan moderat.
Semangat Himayatu Ad-Daulah wa Himayatu Ad-Din yang Terus Hidup
NU telah menunjukkan komitmen yang luar biasa dalam menjaga negeri dan menjaga agama. Di balik semboyan himayatu ad-daulah wa himayatu ad-din, ada semangat pengabdian yang tulus untuk melindungi negeri ini dari ancaman eksternal maupun internal, sekaligus menjaga keutuhan ajaran Islam yang moderat dan ramah. Semangat ini adalah warisan yang akan terus hidup, mengalir dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dalam setiap langkahnya, NU selalu berusaha menjaga keseimbangan antara cinta terhadap tanah air dan cinta terhadap agama. Di tengah dunia yang terus berubah, NU berkomitmen untuk menjadi organisasi yang tetap relevan dan menjadi teladan dalam kehidupan sosial, politik, dan agama. Semoga komitmen himayatu ad-daulah wa himayatu ad-din yang diemban NU tidak hanya menjadi slogan, tetapi terus terwujud nyata dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan NU sebagai pilar kebangsaan dan keagamaan yang kokoh bagi Indonesia.