HARIANSULSEL.COM, Makassar – Dalam era modern yang penuh tantangan, pendidikan tidak hanya tentang mengasah kemampuan intelektual, tetapi juga membentuk karakter yang kuat dan berintegritas. Di tengah derasnya arus globalisasi yang sering kali menimbulkan krisis nilai, pesantren hadir sebagai oase yang menawarkan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai agama dan moralitas. Sistem pendidikan pesantren tidak hanya bertumpu pada pencapaian akademik, tetapi juga membangun insan yang memiliki kepribadian utuh—berilmu, berakhlak mulia, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Pesantren memiliki keunikan yang membedakannya dari institusi pendidikan lainnya. Lingkungan pesantren dirancang sedemikian rupa untuk menanamkan nilai-nilai kemandirian, keikhlasan, kesederhanaan, dan disiplin. Para santri hidup dalam komunitas yang mengutamakan kebersamaan, di mana pembentukan karakter terjadi secara alami melalui interaksi sehari-hari. Nilai-nilai ini tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi ditanamkan melalui teladan nyata dari para kyai, ustaz, dan lingkungan yang kondusif.
Lebih dari sekadar institusi pendidikan, pesantren adalah ruang pembentukan moral yang komprehensif. Proses pendidikan tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan santri, dari ibadah harian hingga kegiatan sosial. Sistem asrama, yang menjadi ciri khas pesantren, menciptakan suasana yang mendukung pembentukan karakter secara holistik. Santri diajarkan untuk menghormati guru, menghargai sesama, serta bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka.
Pesantren juga menjadi tempat di mana tradisi intelektual dan spiritual berintegrasi. Kitab-kitab klasik yang dipelajari santri mengandung khazanah ilmu yang mendalam sekaligus mengajarkan nilai-nilai universal seperti keadilan, kasih sayang, dan perdamaian. Pendidikan di pesantren berorientasi pada pembentukan individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki komitmen moral dan tanggung jawab sosial yang tinggi.
Dalam konteks Indonesia, pesantren telah memainkan peran strategis dalam mencetak generasi yang tangguh dan berdaya saing. Alumni pesantren tidak hanya berkiprah sebagai pemimpin agama, tetapi juga menjadi tokoh masyarakat, akademisi, dan pengusaha yang tetap memegang teguh nilai-nilai luhur yang mereka pelajari. Pesantren telah membuktikan diri sebagai institusi yang mampu menjawab kebutuhan zaman tanpa kehilangan identitasnya.
Dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai inti, pesantren menjadi benteng pertahanan moral di tengah derasnya arus pragmatisme dan hedonisme. Di sinilah ruh pendidikan sejati ditemukan—sebuah proses yang tidak hanya membentuk individu yang cerdas, tetapi juga berbudi pekerti luhur. Oleh karena itu, pesantren layak mendapat apresiasi sebagai model pendidikan yang tidak hanya relevan untuk masa lalu, tetapi juga untuk masa kini dan masa depan.
Penulis: Andy – Dosen IAIN Ternate, Awardee BIB-LPDP Program Doktor UIN Alauddin Makassar