Mustasyar PBNU AGH Baharuddin Merasa Dikhianti Soal Penyelesaian Konfercab NU Makassar

HARIANSULSEL.COM, Makassar – Penyelesaian Konfrensi Cabang (Konfercab) XV Nahdlatul Ulama (NU) Kota Makassar kabarnya telah selesai dilaksanakan dengan hasilnya yaitu memilih AG. Dr. KH. Abd. Mutthalib Abdullah sebagai Rais Syuriah dan Usman Sofyan sebagai Ketua Tanfidziyah.

Hanya saja, konfercab yang digelar di Hotel UIN Alauddin Makassar pada Minggu 1 Desember 2024 malam itu, mendapatkan protes para pengurus dari sembilan Majelis Wilayah Cabang (MWC) yang sejak awal menolak Usman Sofyan mencalonkan diri sebagai Ketua Tanfidziah.

Protes itu bahkan sempat memicu ketegangan di lokasi saat sejumlah pengurus dari sembilan MWC berusaha masuk ke dalam forum, namun dihalangi oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan panitia.

Ketegangan yang terjadi terekam jelas dalam sebuah video yang ramai beredar di media sosial.

Tampak dalam video itu juga ada Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), AGH. Dr. KH Baharuddin yang terlihat dihalangi saat ingin masuk ke dalam forum.

Gurutta Baharuddin mengaku sangat menyesalkan penghalangan dirinya yang hanya ingin masuk ke dalam forum untuk menengahi masalah konfercab. Utamanya terkait adanya penolakan dari para pengurus sembilan MWC.

Ia mengatakan, dirinya hanya ingin menyampaikan ke dalam forum bahwa sebelumnya dia sebenarnya sudah ada kesepakatan dengan Andi Sahibuddin selaku Karateker Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Makassar dan Abdullah Latupada sebagai Ketua PBNU yang disaksikan demisioner Ketua Tanfidziah PCNU Makassar, Kaswad Sartono.

“Saya kesana mau melakukan kewajiban atau hak saya sebagai Mustasyar PBNU, yaitu antara lain saya mau menyampaikan bahwa sesuai kesepakatan saya beberapa waktu lalu bersama Pak Andi Sahibuddin dan Pak Abdullah Latupada disaksikan Pak Kaswad, berkesimpulan bahwa tidak akan ada konfercab sebelum ditemukan siapa yang merubah data peserta,” ucapnya kepada wartawan, Senin, 2 Desember 2024.

“Kemudian apabila sudah kita temukan siapa orangnya, harus meminta maaf secara terang-terangan langsung di depan forum. Dan kalau sudah ditemukan, itu dia tidak boleh lagi menjadi pengurus. Itu yang mau sampaikan,” sambungnya.

Lebih lanjut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar ini mengatakan, lantaran tidak bisa menyampaikan hal tersebut, disertai adanya penghalangan dirinya masuk ke dalam forum, ia pun merasa sangat kecewa.

“Ini tidak menghormati kita, semestinya karena saya dari PBNU itu seharusnya dikasih (masuk) ke sana, meskipun tidak diundang karena haknya Mustasyar PBNU memberikan nasehat diminta atau tidak diminta, apalagi ada masalah. Jelas saya kecewa sekali, dan saya termasuk yang tidak menerima kepengurusan ini (hasil konfercab),” ucapnya.

Tidak hanya kecewa, setelah mengetahui bahwa konfercab akhirnya tetap dipaksakan tanpa menjalankan apa yang telah disepakati sebelumnya, Gurutta Baharuddin juga merasa telah dikhianati.

“Makanya saya sudah mengirimkan pesan kepada Sahaibuddin bahwa bapak ini menghianati kesepakatan,” beber Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulsel ini. (*)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *