HARIANSULSEL.COM, Ternate – Ketua Komisariat Daerah Alkhairaat Kota ternate, menegaskan pentingnya menjaga kehormatan para ulama sebagai bagian dari penghormatan terhadap ilmu dan agama. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas dugaan penghinaan terhadap sosok ulama besar, H.S. Idrus bin Salim Aljufri atau yang lebih dikenal sebagai Guru Tua, yang diduga dilakukan oleh Fuad Plered. Dalam pertemuan di Pondok Pesantren Alkhairaat Kalumpang Ternate pada Jumat, 28 Maret, Ifdal menekankan bahwa tindakan yang merendahkan ulama merupakan bentuk pelecehan terhadap nilai-nilai yang telah mereka wariskan.
“Guru Tua bukan sekadar nama, beliau adalah sosok yang telah mengabdikan hidupnya demi kemajuan pendidikan Islam di Indonesia, khususnya di kawasan timur Nusantara. Merendahkan beliau berarti merendahkan perjuangan dan warisan intelektual yang telah beliau bangun dengan penuh pengorbanan,” ujar Ifdal dengan nada tegas.
H.S. Idrus bin Salim Aljufri merupakan ulama kharismatik yang memiliki peran besar dalam perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Sejak mendirikan Alkhairaat di Palu, Sulawesi Tengah, pada tahun 1930, lembaga pendidikan yang beliau rintis telah berkembang luas, melahirkan banyak ulama, cendekiawan, dan pemimpin Muslim yang berkontribusi bagi bangsa. Tak hanya itu, melalui syair dan dakwahnya, beliau menyebarkan semangat keislaman yang berpadu dengan nilai-nilai nasionalisme, membentuk generasi yang berakhlak dan peduli terhadap umat.
Sebagai figur yang menjunjung tinggi persatuan umat, Guru Tua selalu mengedepankan dakwah yang moderat dan inklusif. Upaya beliau dalam menyatukan berbagai kelompok Islam di wilayah timur Indonesia melalui pendidikan dan dakwah menjadi bukti komitmennya terhadap kebersamaan dan keharmonisan dalam Islam.
Menanggapi dugaan penghinaan terhadap Guru Tua, Ketua Komda Alkhairaat Kota Ternate mendesak aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti permasalahan ini secara serius. Ifdal mengajak seluruh umat Islam untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh pernyataan yang dapat memicu perpecahan di kalangan umat.
“Kami menyerukan agar umat Islam tetap solid dalam ukhuwah Islamiyah. Jangan sampai kita terpecah belah oleh pernyataan yang tidak bertanggung jawab. Namun, kami juga menuntut agar ada tindakan tegas terhadap penghinaan yang menyentuh marwah ulama,” lanjutnya.
Lebih jauh, Ifdal Assagaf mendorong masyarakat untuk lebih mengenal sosok Guru Tua dan menghayati perjuangannya dalam membangun pendidikan Islam. Dengan memahami nilai-nilai yang beliau tanamkan, diharapkan umat Islam dapat lebih menghormati serta melanjutkan perjuangan beliau dalam menjaga dan menyebarkan ilmu yang bermanfaat.
“Penghormatan kepada ulama adalah cerminan penghormatan kita terhadap ilmu dan agama. Jangan biarkan tindakan yang mencederai kehormatan mereka berlalu begitu saja. Kita harus bersatu dalam menjaga marwah ulama dan warisan keilmuan mereka,” pungkasnya.
Ifdal menutup pernyataannya dengan harapan bahwa masyarakat dapat terus mengedepankan semangat persatuan, serta senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan dan dakwah yang diwariskan oleh para ulama terdahulu. (rls/and)