Hadirkan Pemateri dari Thailand, Fakultas Ilmu Kesehatan UIM Gelar Seminar Hari AIDS

HARIANSULSEL.COM, Makassar – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Makassar (UIM) menghadirkan dosen di Jurusan Kesehatan Mental dan di Psikiatri – Universitas Christian Thailand, Sarah Jane Racal, dalam Seminar dan Workshop Internasional terkait hari AIDS sedunia, di Auditorium KH Muhyiddin Zain, Minggu (10/12/2017).
Selain itu, pembicara lainnya dalan seminar yang bertajuk Let’s Stop HIV AIDS, free Stigma and Discrimination adalah Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIM Dr Andi Rivai Pakki, Koordinator Penanggulangan Aids Dr Arlin Adam dan Andi Muh Irawan Ph.D Dekan Fak Sastra dan Humaniora UIM selaku moderator. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor II UIM Dr Sarifuddin Muddin.
Sarah menekankan perlunya deteksi dini dengan (early detection) dengan melakukan tes HIV/AIDS bagi siapa saja untuk mengantisipasi virus HIV.
“Mesti disadari bahwa beberapa negara di Asia Tenggara mengalami peningkatan jumlah pengidap HIV,” kata Sarah.
Sarah menyebutkan, di negara Thailand dan Filipina telah disebar kondom secara gratis di tempat-tempat umum. Cara ini merupakan alternatif untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS.
Pada kesempatan yang sama, Sarah mengajak masyarakat untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap orang dengan HIV. Kepedulian masyarakat dengan merangkul mereka, dapat menjadi motivasi dalam kaitannya angka harapan hidup bagi para orang dengan HIV.
Sementara Andi Rivai Fakki di awal materinya menampilkan beberapa contoh kasus di kalangan selebriti dan olahragawan dunia yang pernah didiagnosa sebagai orang dengan HIV.
“Ini sebagai gambaran bagi kita semua bahwa penyakit HIV bisa menjangkit siapa saja,” kata Rivai.
Koordinator KPA Sulsel Arlin Adam menambahkan, HIV/AIDS Merupakan masalah yang menjadi perhatian semua sektor seperti sosial, ekonomi, pendidikan maupun politik dan keagamaan.
Dikatakan Arlin, kasus HIV AIDS dari tahun ke tahun telah menjadi menjadi perhatian serius, seiring beragamnya pola penularan seks bebas. Hal ini dipengaruhi oleh perilaku dan gaya hidup yang semakim beragam.
“Di Makassar sudah sering kali ditemukan pasangan homoseksual, waria yang kesemuanya itu berpotensi HIV,” kata Arlin.
Pola hidup yang post modernisme tersebut menjadi pertanda bahwa tidak ada lagi klasifikasi pekerjaan, sehingga orang dapat mengidap HIV. Tetapi semua orang di masyarakat memiliki potensi yang sama.
“Makanya adik-adik yang telah melakukan deteksi dini penyakit HIV itu saya sangat apresiasi,” kata Arlin. (*)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *