Quraish Shihab dan Gurutta Sanusi, Cerita 2 Sahabat di Kampus UIM

HARIANSULSEL.COM, Makassar – Ada yang berbeda di Auditorium KH. Muhyiddin Zain Universitas Islam Makassar (UIM) pada Rabu 13 September 2017. Perguruan tinggi Nahdlatul Ulama tersebut kedatangan dua tokoh sekaligus ulama besar, yaitu Prof. M. Quraish Shihab dan Anre Gurutta Sanusi Baco.
Quraish Shihab merupakan Direktur Pusat Studi al-Qur’an yang juga pakar tafsir Al-Qur’an sedangkan Gurutta Sanusi adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan yang juga Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulsel.
Keduanya dipertemukan dalam kegiatan Halaqah Nasional Radikalisme dan Wasathiyah dengan tema “membentuk generasi muslim moderat” di UIM. Quraish Shihab dan Gurutta Sanusi merupakan sahabat sejak dulu, keduanya bersama-sama menimba ilmu di negeri Piramida Mesir.
Pada kegiatan tersebut, keduanya banyak bernostalgia ketika masa mudanya. Gurutta Sanusi memulai pembicaraannya dengan bercerita tentang peran Quraish Shihab dalam pembangunan Universitas Islam Makassar (UIM).
Alumni Universitas Al Azhar Kairo Mesir tersebut menjelaskan bahwa Quraish Shihab banyak membantu pada masa awal berdirinya Kampus Al-Gazali yang merupakan cikal bakal dari UIM, Gedung Rektorat UIM merupakan bantuan yang didatangkan melalui beliau ketika menjabat sebagai Wakil Rektor di Institut Agama Islam Negeri Makassar.
Quraish Shihab pun bercerita bahwa sejak dulu beliau bersahabat dengan Gurutta Sanusi, mereka berdua sama-sama belajar di Universitas Al-Azhar, bahkan setelah pulang dari Mesir pun keduanya bersama-sama keliling berdakwah di Sulawesi Selatan.
Selain itu, penulis Tafsir Al Mishbah tersebut kagum dan memuji perkembangan UIM yang dulunya bernama Al-Gazali. Menurut Quraish, perkembangan pesat UIM yang dicapai saat ini tidak lepas dari keikhlasan para pendirinya, termasuk Gurutta Sanusi Baco.
Berbicara tentang Islam Moderat, keduanya punya pandangan yang hampir sama. Gurutta Sanusi beranggapan bahwa pembinaan ummat saat ini tidak bisa hanya bermodalkan semangat berapi-api, tetapi harus dibarengi dengan strategi, itulah yang disebut Wasathiyah atau moderat.
Prof.Quraish pun megungkapkan bahwa radikalisme adalah buah dari ekstremisme, sedangkan akarnya adalah kurangnya pengetahuan seseorang dan juga karena emosi yang berebihan, ungkap ayah Najwah Shihab.
Kedua tokoh tersebut memang dikenal sebagai tokoh yang moderat dan mencerahkan, nasehat-nasehatnya pun banyak menjadi rujukan di era saat ini. Semoga keduanya diberikan kesehatan dan umur yang panjang untuk dapat membimbing kita ke jalan yang lebih benar.
Makassar, 13 September 2017 (Muh.Nur)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *